Pecahan dalam Bahasa Karo


   

    1. Latar Belakang

Pecahan adalah hal yang tidak dapat dihindarkan oleh manusia. Seperti ketika bangun pukul setengah enam, meminum setengah gelas, membeli suatu dengan potongan seperempat harga, hingga tidur dengan selimut menutupi 2/3 badan. Bahkan Al-Khawarizmi, salah satu matematikawan Islam dari sekte Mu'tazilah, menemukan konsep aljabar dan algoritma yang menjadi dasar perhitungan matematika rumit saat ini dari konsep pecahan. Pengaruh dan penyebutan pecahan tentu berbeda di setiap daerah.

Di Tanah Karo juga memiliki sebutan sendiri untuk sebuah pecahan. Konsep pecahan yang sekarang tidak lagi digunakan ini memiliki sistem yang unik, berbeda dengan bahasa Indonesia dan Inggris yang umum digunakan.


    2. Pembahasan

Apa yang unik dari sistem penyebutan pecahan tersebut? Beginilah keunikan penyebutan tersebut

  • Dalam pecahan Karo, sebutan untuk bilangan penyebut cukup ditambah imbuhan -i. Misalnya sada-sadai (1/1), dua-telui (2/3), dan telu-limai (3/5).
  • Selain unik, pecahan Karo juga tidak perlu menyebutkan kata "per", yang membuat pecahan Karo juga terlihat jauh lebih sederhana.

     3. Kesimpulan

Pecahan merupakan hal sederhana yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Walau demikian, pecahan juga memberi kontribusi besar seperti Al-Khawarizmi dan hanya dengan huruf i, pecahan menjadi suatu keunikan bagi orang Batak Karo.

     4. Catatan

  • Al-Khawarizmi sayangnya merupakan seorang pengikut aliran sesat Mu'tazilah, yang merupakan Saksi Yehova versi Kristen. Mengenai Mu'tazilah, Saksi Yehova, dan peran mereka dalam ilmu pengetahuan akan saya bahas di artikel mendatang.
  • Artikel-artikel untuk mengetahui tentang pecahan lebih lanjut dan mengetahu sejarah pecahan dapat dibaca di sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hewan dalam bahasa Batak (1)

Beda Sada dan Sadan dalam Bahasa Karo

Pancasila dan Kehidupan Mahasiswa